Selasa, 08 Februari 2011

Blog lain

anda bisa mengunjungi
pgtkalizzah.wordpress.com
untuk update informasi...

Rabu, 11 Juni 2008

Seiring Bertambahnya Tahun!!, hidup bersama di tahum 2008

Pesat!,
Terkata Semangat menyambut!,
Ada banyak cerita yang terlayang.......
Tunggu sesaat, kami akan hadir lagi membawa banyak petuah hikmah layaknya dongengg membelai tidur sang penyandang "Usia Dini"

Sebuah Pemaksimalan Dalam Keterbatasan



Bukan Suatu Apa …

Ketika awal berdiri, Al Izzah bukanlah suatu apa – apa. |Tapi ketidak apa - apa an itu menjadi sebuah letupan bunga jihad yang mengobarkan semangat agar tak terpuruk dalam keterbatasan, dan takkan tergius oleh peradaban segala zaman.


Tidak ada anak di dunia ini yang tak patut berbahagia, bereksplorasi dengan cipta dan karya , yang senantiasa harus bernaung dalam aturan dan ikatan kemauan orang tua dan guru sekolahnya . yang banyak terjadi adalah sikap seorang anak masih terus didominasi oleh harapan orang tua yang terlalu menggebu untuk anak, akibatnya kebebasan anak menjadi semu belaka, senyuman menjadi kurang begitu melebar dan masih tampak ketersembunyian ekspresi untuk berkarya, mencipta, dan berfikir. Takut nanti dimarahi … atau bahkan …..tindak kekerasan lainnya, .
Berbagai macam persoalan ini menjadi sebuah penguat alasan bagi al izzah untuk memunculkan dan mengeksistensikan diri dalam dunia pendidikan anak.
Kebebasan berekspresi dan bereksplorasi bagi anak lah yang dijunjung tinggi oleh al Izzah,

Al izzah lahir dari suatu komunitas yang komit dalam dunia pendidikan anak, tapakan awal yang begitu berliku. Mulai dari goresan tendensi (pengaruh) dan kontrofersi dari nonkomitmen education dan pragmatisme (fanatik materil) dalam lingkup desa.
Kontrofersi bukanlah menjadi sebuah penghalang bak tembok berlin yang memanjang di seantaro negri, justru Al Izzah menjadi semangat untuk menempati barisan terdepan, bukan sombong dan menafikan instansi pendidikan yang lain, tapi ini adalah sekelumit bau dari perjuangan kami bersama bendera al izzah. Kami senang dan akan selalu melindungi senyuman setiap anak yang patut bahagia.


Senyuman itu kami kemas dengan berbagai macam fasilitas yang massih terbilang minim bagi sebuah instansi pendidikan anak usia dini, butuh banyak mainan, butuh tempat yang luas, dan lain lain.
Tapi kami tak punya itu semua, kami hanya punya modal sepetak rumah tanpa halaman, kami hanya punya bekas mainan ke 4 anak saya yang tercinta, garasi rumah, ruang tamu, ruang keluarga, dua ruang tidur yang kami jadikan kelas, bahkan tak ada foto keluarga yang bertengger di tembok, seakan saya kehilangan suasana rumah.Cerminan sebuah keterbatasan kelayakan sebuah instansi pendidikan.

Dari konvensional ke sentra lingkaran (seling) yang serba terbatas




Setelah kami dapatkan “benang emas” dari kajian metode Seling , kami warnai pula KBM di
Al Izzah dengan 1 sentra secara bergantian . bermula dari sentra bahan alam yang mudah didapat disekitar rumah tanpa harus membeli. Ketika ruang kelas sentra dilakukan seting lingkungan , anak-anak mengawali kegiatan materi pagi dan pijakan awal di teras luar .demikian kami lakukan secara bergilir untuk masing-masing kelompok setiap hari . Dari evaluasi yang kami dapatkan anak-anak bisa lebih menunjukkan ekspresi wajah yang berbinar , sehingga kamipun menapak lagi dengan sentra –sentra yang lainnya yaitu : seni / kreativitas , balok , main peran , musik/olah tubuh , ibadah .


Untuk melengkapi bahan mainan di setiap sentra , kami libatkan pula wali murid untuk mengumpulkan “sesuatu yg sudah ada di rumah” terutama bahan bekas yang masih bisa dimanfaatkan . Meskipun tidak bisa setiap hari anak-anak belajar di sentra tertentu , pada akhirnya semua sentra bisa disentuh anak-anak dalam waktu tertentu.






Minggu, 09 Maret 2008

Obyektifitas Dharma Wanita Kab. Mojokerto , sebuah bukti dukungan dan kepedulian


Keterbatasan memang menjadikan rasa iba muncul, Pengurus Dharma Wanita kab. Mojokerto misalnya , yang sempat berkunjung ke Al Izzah 30 Agustus yang lalu sudah bisa dijadikan bukti bahwa empati itu akan datang dan menemui keterbatasan kami, dengan kunjungan pengurus Dharma Wanita kab. Mojokerto diantaranya : Ny. Hj Soeprapto (sekwilda) , Ny. Hj. Jazuli (Ka. Dinas Pendidikan Kab.) , Ny. Hj. Muhammad, Ny. Subandrio, Ny. Rustamaji , Ny. Herpuji. Turut mendampingi kunjungan tersebut : Bpk. Sumarsono Sh.MM ( Kasi PLS Din Pend kab.) beserta jajarannya sudah sangat menunjukkan empati mereka terhadap pendidikan anak usia dini (PAUD) .lebih jauh monitoring yang dilakukan menunjukkan sebuah penterjemahan sikap bahwa tunas bangsa inilah yang akan meneruskan perjuangan mereka dalam pencapaian menuju titik suhu Masyarakat Madani), dengan dunia pendidikan maka nilai rasa akan kekeluargaan muncul, nilai kegotong royongan akan muncul dan menjadi kebutuhan, dan pengembangan potensi diri akan terus terasah dengan baik.

Telah kami tangkap mutiara nasehat dari Ny. Hj. Soeprapto bahwa keterbatasan bukanlah ketertindasan karena spp yang murah , hanya punya mainan bekas , tempat belajar yang tak layak , atau yang lainnya . Keterbatasan akan menjadi indah dan menjadi kelebihaj tersendiri apabila termaksimalisasikan dengan baik , dibandingkan kelebihan yang terminimalisir karena tak berkembang.

memang, bukan suatu cacat dan kelemahan untuk sebuah keterbatasan, keterbatasan bisa menunjukkan keindahan bila diisi dengan segala pemanksimalan yang ada, jika kuantitas terbatas maka kualitas yang maksimal, jika mainan terbatas maka kretifitas yang melengkapi.